Apa itu kamera full frame ?
Istilah full frame seringkali terdengar saat kita mendengar percakapan para fotografer tentang kamera, tapi apa sebenarnya arti istilah tersebut?
Kamera full frame mengacu pada sensor gambar kamera yang berukuran 36 x 24 mm, sama seperti film format 35mm. Format ini populer karena kamera dan lensanya bisa dirancang cukup ringkas/compact untuk dibawa kemana-mana dengan mudah.
Inspirasi dalam membuat format ini datang dari Oscar Barnack yang bekerja untuk perusahaan pembuat kamera Leica. Saat itu (1913), sebagian kamera profesional ukurannya besar-besar, sehingga menyulitkan untuk digunakan di berbagai jenis fotografi seperti fotografi pemandangan, (terutama di pegunungan), satwa, dan dokumentasi.
Peluncuran kamera format 35mm disambut dengan baik dan digunakan fotografer dari berbagai kalangan, dari penghobi fotografi sampai wartawan foto untuk meliput perang dunia I, II sampai ke era modern.
Di awal-awal era digital SLR, kamera full frame sempat menjadi kurang populer karena ongkos untuk membuat sensor full frame sangat mahal. Contohnya di tahun 2002, kamera full frame Canon yang pertama, Canon 1DS (11.1 MP), dijual dengan harga US$7999 (Rp 120 juta dgn kurs 1 USD = Rp 15000). Tapi semakin teknologi berkembang, semakin murah dan saat ini meskipun kamera bersensor full frame masih relatif tinggi harganya untuk penghobi fotografi (20 juta keatas), tapi di pasar kamera bekas, banyak kamera full frame dapat ditemukan dengan harga dibawah Rp 10 juta).
Kelebihan kamera full frame dibanding kamera sensor yang lebih kecil (APS-C, four thirds, 1 inch) adalah kemampuan sensor menangkap lebih banyak cahaya sehingga lebih bersih dari noise (bintik-bintik) saat mengunakan ISO tinggi di kondisi cahaya yang gelap. Selain itu lebih mudah membuat bagian yang tidak fokus menjadi blur dan pilihan lensa lebar lebih banyak.
Kelebihan kamera full frame dibanding kamera sensor yang lebih besar seperti medium format adalah ukuran kamera dan lensa yang relatif lebih ringan dan compact.
Kamera full frame juga menikmati ketersediaan lensa-lensa dari jaman kamera film yang bisa dipasang langsung atau dengan adaptor ke kamera digital baru.
Kelemahan kamera full frame yang dikeluhkan biasanya adalah harga kamera dan lensa yang lebih mahal, ukuran lebih besar dan berat daripada kamera bersensor lebih kecil, dan hasil gambar tidak se-detail kamera medium format.
Di era kamera mirrorless (tanpa cermin), kamera full frame makin populer karena ukurannya yang bisa dibuat lebih ringan dan kecil dibanding desain kamera DSLR. Beberapa kamera digital mirrorless perdana yang mengunakan sensor full frame adalah Leica M9 (2009) dan Sony A7 (2013).
Menurut saya, kamera bersensor full frame tetap akan jadi format yang populer di tahun tahun mendatang. Hal ini bisa dilihat sebagian besar produsen kamera ternama membuat kamera full frame sat ini: Canon, Nikon, Sony, Panasonic, Leica, dan Pentax. Sedangkan perusahaan lensa pihak ketiga yang membuat kamera untuk kamera full frame antara lain Sigma, Tamron, Tokina, Zeiss, Samyang, 7Artisans, Yongnuo dan lain-lain.
0 Response to "Full Frame Photografi"
Posting Komentar